Selasa, 19 Mar 2024, 9:20:36

1:50:37
PERJAMUAN MAKAN DENGAN IBLIS DAN FIRAUN
Disuatu masa yang belum ditentukan dengan nisab angka dan perhitungan bulan,kami mengadakan jamuan makan resmi dengan Firaun yang agung dengan Iblis yang terkutuk.Jamuan berlangsung dengan suasana hangat dan penuh keakraban sebagai sesama makhluk dari Yang Maha Kuasa,diselingi dengan iringan musik yang melankolis dan syahdu.

Terjadi perbincangan dalam suasana yang jujur dan terbuka tanpa menutupi apapun kejadian dan bebas dari paksaan.Dalam suasana yang penuh damai dan akrab tersebut tidak ada rasa meninggi dan merendah.

Dengan penuh wibawa dan kharisma Firaun yang agung berkata"Seandai saya mengakui akan Tuhannya Musa,maka semua wibawa dan keagungan yang ditaruh di kepala dan pundak yang selalu aku perjuangkan akan sirna seketika,apakah bersalah saya mempertahankan pengakuan yang saya pertahankan ...????

Dengan termangu-mangu Sang Iblis yang terkutuk mengangguk-anggukkan kepalanya sambil membelai jenggotnya dan berkata,"Seandainya saya sujud kepada Adam,maka saya akan disalahkan karena melanggar perjanjian yang telah saya perbuat dengan Tuhannya Adam.Saya akan dianggap makhluk yang tidak menepati janji yang telah kami perbuat tanpa diketahui oleh siapapun,seandainya aku disuruh benar-benar besujud.maka pasti saya akan bersujud karena perintah  Sang Pemberr Perintah adalah Mutlak "

Mendengar pengakuan dan jeritan hati yang jujur dari kedua Makhluk ini,saya sebagai makhluk menjadi bergetar,dikarenakan perjanjian juga telah mengikat diri ini dengan Sang Pencipta,Penuh kejujuran dan rasa tanggung jawab sebagai makhluk yang dipercayai,sayapun  berkata,"Jika saya tidak mengakui Tuhannya Muhammad dan dan tidak mengakui serta menjalankan syariat seperti yang dilakukan Muhammad,maka saya adalah makhluk yang hina dina dan sangat merugi,apa lagi yang lebih indah selain menepati janji dan menjadi mulya karena-Nya"

Kami saling beradu pandang dan menghargai pengakuan jujur masing -masing diri sambil mengangguk-anggukkan kepala dan memuji kebaranian keterus terangan dan ketulusan dalam menjalani takdir masing-masing.Tanpa menghilangkan suasana perjamuan makan yang khidmat kami melanjutkan pengakuan pengakuan lainnya dengan penuh rasa tunduk pada Yang Memberi Perintah.

Akhir dari perjamuan makan,kami kemudian kembali ke kehidupan masing-masing dan menjalankan apa yang tlah diperintah kepada kami,hanya demi_Nya,karena-Nya,kecintaanb teramat sangat kepada-Nya.


Category: Tasawuf dan Sufisme | Views: 1941 | Added by: dash | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
dth="100%" cellspacing="1" cellpadding="2" class="commTable">
Nama *: Email:
Code *: